Berburu Sun Set Di Kampung Halamanku

Halo semua aku bersyukur hari ini aku sudah bisa menapakkan kaki saya di tempat kelahiran saya, aku seperti menemukan kebahagiaan baru melebihi dari sebuah pencapaian status.

Sayangnya kebahagiaanku kali ini akan berakhir sampai Minggu depan, ini hari pertama saya mengambil foto pemandangan-pemandangan rutin setiap tahunnya.

Di depan rumah saya ada ratusan hektar sawah yang baru saja mengalami musim panen. Saya yakin musim panen sekarang buat mereka terasa berat karena bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun ini.

Lahan sawah didepan rumah saya termasuk lahan idaman karena para petani di sini bisa memanen padinya dua kali dalam setahun, keberhasilan mereka tak lepas dari upaya dinas perairan untuk mengairi lahan mereka dengan air irigasi.

Cara pembagian air dari dinas perairan menurut saya sangat efisien, dinas perairan akan membuka pundi-pundi airnya di waduk dari musim pembajakan tanah sampai musim cabut rumput nantinya.

Karena sekarang sudah musim panen dinas perairan tidak menghambur-hamburkan dulu airnya terlihat jelas dari banyaknya air di tanah tersebut bukan?

Padahal kalau air di sini sedang banyak-banyaknya para petani akan susah sekali untuk sampai ke sawah mereka.

Jembatan dua bambu ini sangat membantu mereka untuk ke sawah mereka dari pada mereka harus lompat bisa fatal akibatnya.

Buat saya ini saat yang bagus dari pas airnya banyak pasti aku akan kesusahan untuk berpetualang sun set kali ini.

Di tengah sawah ini aku tak lupa ingin melihat rumah saya bagus bukan? Tapi rumah yang mewah dan tingkat dua itu bukan rumah saya. Rumah itu milik tetangga saya yang baru di bangun tepat di rumah saya sedangkan punya saya ada di balik dedaunan hijau itu.

Tak apalah mungkin rejeki saya sampai di sini hanya bisa berusaha untuk bertahan hidup dan menikmati hidup yang penuh kesederhanaan.