Umurku sudah tua, aku sudah lelah menjalani lika-liku hidup ini yang keras,
Aku ingin kembali ke Sang Hyang Tunggal.
Aku yakin di sana aku akan menemukan tempat yang damai abadi.
Sudah jadi takdir dan ketetapannya, seekor ulat harus metamorforsis ke kepompong.
Kalau dalam bahasa gampangnya tapa.
Yang aku temukan kali ini adalah ulat dari jenis tanduk yang berada sebuah semak-semak belukar. Aku tak ingin dia merasa terganggu jadi aku sengajakan memotong batang rumput agar aku gampang mengambil dari berbagai sisinya.
Warna hitam dan kuningnya sudah mulai pudar,
Hanya tersisa di bagian kepala dan sedikit punggungnya.
Ulat yang sering aku lihat rakus memakan daun, kali ini dia begitu pasrahnya.
Sepasrah-pasrahnya ulat bukan berarti aku bebas memperlakukannya dong.
Aku yang sedang rindu memosting tentang hewan, bertemu dengannya di pinggir jalan.
Aku memang menginginkannya tapi saya lebih menghormati perjalanan spiritualnya.
Dalam mitos Jawa seekor hewan yang sedang bertapa memiliki nilai magic yang lebih tinggi.
Dalam kepercayaannya, menyakiti hewan atau menciderai seekor hewan akan mempengaruhi fisik janin atau lebih gampangnya cacat fisik. Hati-hati kalau istri anda sedang hamil, hindari penyiksaan dan pencideraan ke hewan. Saya yakin bagi orang Jawa tahu dan paham yang aku maksudkan.
Tulisan saya bukan bermaksud menakut-nakuti, dan aku tahu segala yang di dunia ini di ciptakan memang untuk manusia. Kita masih bisa memanfaatkan hewan apa pun. Bagi orang Jawa ada baca khusus sebelum memanfaatkan hewan.
" Amit-amit jabang bayi"
Mungkin kalau di artikan begini " jelek buruknya tak ke anak bayi"
Namanya mitos terkadang tak masuk akal. Sulit di perkirakan tak seperti hitung-hitungan yang 1+1=2, itulah budaya, sebagai generasi sekarang aku masih tetap menjaga tradisi nenek moyang.
Walau pun aneh di dengar, walau pun hanya ulat lemas aku tak mau mengusiknya.
Aku biarkan sang ulat meneruskan perjalan sakralnya. Aku letakkan lagi di tempat yang aman dari predator dan masih gampang aku temukan kembali. Aku masih ingin melihat prosesnya menjadi kupu-kupu. Sepertinya akan asyik dan lebih hidup untuk aku sajikan di komunitas kita.
Terima kasih untuk waktunya, semoga suatu saat aku bisa hadirkan sesuatu yang indah di kesempatan indah lainnya.
mantaplah, isi ke filsafat jawanya. hehehe
Jamurnya juga mantap blih, bisa bae barang kecil aja bisa jadi bahan cerita blih👍 lah
wkwkw, hajar saja om. selagi bisa kit maju terus. yang penting original aja punya kita.
semangattt