Tidur tergantung

Selamat siang sobatku semua, mendekati musim kemarau,kedepan sedikit banyaknya seperti ada harapan untuk dapatkan cuan.

Mungkin beda lagi harapannya dengan hewan atau tumbuhan yang senang dengan air yang berlimpah atau yang senang dengan tanah yang basah.

Seperti Berkicot ini, yang saya foto disamping rumah saya.
Hewan malam dengan speed pelan mungkin kecepatannya hanya 00000001km/jam. Pernah aku ceritakan sebelumnya dalam spesies yang sama.

Sebuah dongeng anak-anak untuk pengantar tidur, kalau tidak salah judulnya "Balapan keong dengan kelinci"

Tapi kali ini aku tak akan menceritakannya lagi, saya yakin yang membaca tulisan saya kali ini, bukan golongan anak kecil lagi.

Dinegaraku Indonesia, keong berkicot bukan termasuk hewan yang layak konsumsi. Tapi sekitar tahun 2000an yang lalu jenis keong ini, dalam skala tertentu keong sempat ramai jadi pencarian. Dan dulu aku pernah berprofesinya. Usut demi usut keong ini sempat menembus pasar export ke luar negeri.

Hewan yang berlendir dan menjijikkan ini, bagi pembaca yang terkena benda tajam air liurnya yang licin bisa jadi obat loh.

Air liur didapat dengan cara memecahkan cangkangnya, dan air liurnya terasa dingin dikulit tapi cara tersebut menurut saya termasuk cara yang kejam.

Kenapa tidak cangkang keong berfungsi sebagai perisai pertahanannya. Sebelah dapur saya tertanam taman kecil tak terawat, siapa yang tahu. Taman tak terawat jadi tempat tidurnya.

Waktu tidur yang kurang nyaman bagi hewan pecinta dingin ini, belum lagi tempat tidurnya yang menggantung. Mengeluarkan sedikit tenaga untuk mempertahan tubuhnya supaya tidak jatuh ketanah.

Begitu kebiasaanya, dan begini kebiasaanku dengan kejahilanku aku posting tidur panjangnya. Semoga pembaca terhibur.

Terima kasih
Kebumen, Indonesia